CARA MENGUKUR KEPUASAN PELANGGAN
Teknik
Mengukur Kepuasan Pelanggan
Berbagai
cara kepuasan pelanggan dapat diukur dengan cara sebagai berikut:
a. Traditional Approach, berdasarkan pendekatan
ini pelanggan diminta memberikan penilaian atas masing-masing indikator produk
atau jasa yang mereka nikmati (pada umumnya menggunakan skala Likert) yaitu
dengan cara memberikan rating dari 1 (sangat tidak puas) sampai 5 (sangat
puas), selanjutnya dihitung nilai rata-rata tiap variable dan dibandingkan
dengan nilai secara keseluruhan.
b. Analisis Secara deskriptif, seringkali
penilaian kepuasan pelanggan tidak hanya berhenti sampai diketahui puas atau
tidak puas, yaitu dengan menggunakan analisis statistic secara deskriptif,
misalnya melalui penghitungan nilai rata-rata, nilai distribusi, serta standar
devisiasi.
c. Analisis Importance dan Performance Matrix
Konsep
ini sebenarnya berasal dari konsep SERVQUAL. Metode servqual terdiri atas lima
dimensi kualitas pelayanan, sebagai berikut (Juwaheer, 2004): Reliability (keandalan),
merujuk kepada kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan secara
akurat dan handal.
1 Assurance (jaminan), merupakan karyawan yang
sopan dan berpengetahuan luas yang memberikan rasa percaya serta keyakinan.
2 Tangibles (bukti terukur), menggambarkan
fasilitas fisik, perlengkapan, dan tampilan dari personalia serta kehadiran
para pengguna.
3 Empathy (empati), mencakup kepedulian serta
perhatian individual kepada para pengguna.
4 Responsiveness (daya tanggap), yaitu
kesediaan untuk membantu pelanggan serta memberikan perhatian yang tepat.
Analisis
Importance dan Performance Matrix, intinya adalah mengukur tingkat kepentingan
pelanggan (customer expectation) diukur dalam kaitannya dengan apa yang
seharusnya dikerjakan oleh suatu organisasi agar menghasilkan produk atau jasa
yang berkualitas tinggi. Secara umum pengukuran importance dan performance
Matrix ini terdiri dari 4 kuadran yaitu: kuadran pertama terletak disebelah
kiri atas, kuadran kedua disebelah kanan atas, kuadran ketiga disebelah kiri
bawah, dan kuadran keempat disebelah kanan bawah. Secara jelas dapat
digambarkan sebagai berikut:
Keterangan
:
a. Kuadran I (Prioritas Utama) atau
attributes to improve ini adalah wilayah yang memuat factor-faktor yang
dianggap penting oleh pelanggan tetapi pada kenyataannya factor-faktor ini
belum sesuai seperti yang di harapkan (tingkat kepuasan yang diperoleh masih
sangat rendah). Variabel-variabel yang masuk dalam kuadran ini harus
ditingkatkan. Caranya adalah organisasi melakukan perbaikan secara terus
menerus sehingga performance variable yang ada dalam kuadran ini akan
meningkat.
b. Kuadran II (Kinerja dipertahankan) atau
maintain performance, ini adalah wilayah yang memuat factor-faktor yang
dianggap oleh pelanggan sudah sesuai dengan yang dirasakannya sehingga tingkat
kepuasannya relatif lebih tinggi. Variable-variabel yang termasuk dalam kuadran
ini harus tetap dipertahankan karena semua variabel ini menjadikan produk/jasa
tersebut unggul dimata pelanggan.
c . Kuadran III (
Prioritas Rendah) atau attributes to maintain ini adalah wilayah yang memuat
factor-faktor yang dianggap kurang penting oleh pelanggan dan pada kenyataannya
kinerjannya tidak terlalu istimewa. Peningkatan variabel-variabel yang termasuk
dalam kuadran ini dapat dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya terhadap
manfaat yang dirasakan oleh pelanggan sangat kecil.
d. Kuadran IV (Pelayanan Berlebihan) atau
main priority ini adalah wialyah yang memuat factor-faktor yang dianggap kurang
penting oleh pelanggan dan dirasakan terlalu berlebihan. Variabel-variabel yang
termasuk dalam kuadran ini dapat dikurangi agar perusahaan dapat menghemat
biaya.
CARA PENGUKURAN KEPUASAN PELANGGAN DENGAN METODE SERVQUAL
Salah
satu metode yang dapat digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan atas jasa
yang diterimanya adalah metode SERVQUAL. Metode ini termasuk salah satu cara
dimana responden diminta untuk menilai tingkat harapan mereka terhadap atribut
tertentu dan juga tingkat yang mereka rasakan. Metode yang dikembangkan oleh
Zeithaml (1990) ini, khusus digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan atas
jasa yang diberikan. Metode ini menggunakan user based-approach (melakukan
pendekatan), yang mengukur kualitas jasa secara kuantitatif dalam bentuk
kuesioner dan mengandung dimensi-dimensi kualitas jasa seperti tangibles,
responsiveness, realibility, assurance, dan empathy.
Tujuan
dari penggunaan dimensi servqual dalam pengukuran kesenjangan adalah untuk
melakukan program perbaikan dalam pengendalian jasa layanan yang digunakan
sebagai alternatif usulan dalam perbaikan kualitas jasa yang berorientasi
terhadap kepuasan pelanggan, sebagai salah satu strategi perusahaan dalam
memberdayakan Total Quality Service. Hasil pengolahan data kuestioner akan
dilakukan dengan menggunakan analisa diagram Kartesius dan probabilistik
kesenjangan (gap), yang merupakan penerapan dari Metoda Servqual (Service
Quality).
Pada
metode Servqual dibutuhkan data skor harapan (expected score) dan skor persepsi
(perceive score). Perbedaan antara kedua skor ini memiliki sasaran penilaian
pelanggan untuk mengetahui kualitas jasa yang diterima pelanggan dengan
menggunakan metode penilaian (assessment) yang disebut dengan nama Servqual.
Langkah-langkah
yang harus dilakukan pada metode Servqual ini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan daftar atribut-atribut pelayanan
yang akan diukur.
Untuk
menentukan atribut apa saja yang akan ditampilkan, penyedia jasa dapat memuali
dengan mengacu pada lima dimensi utama kualitas jasa sebagai variabel
penelitian. Atribut-atribut yang dibuat berupa pertanyaan yang sesuai dengan
maksud dari variabel masing-masing penelitian.
2. Mengetahui pendapat pelanggan tentang
atribut-atribut tersebut
Responden
diminta untuk menjawab pertanyaan masing-masing atribut yang ada dalam daftar
tersebut, yaitu seberapa penting atau seberapa besar harapan pelanggan terhadap
atribut tersebut, berapa besar bobot yang diberikan untuk masing-masing
pelayanan yang diberikan dan seberapa baik prestasi jasa yang dirasakan
pelanggan setelah memakainya.
3. Terhadap setiap pelanggan
Tentukan
Serqual score (Si) untuk setiap pertanyaan/ atribut dengan persamaan sebagai
berikut :
Si
= Pi – Ei ; i = 1,2,3,…,n
dimana
:
Pi
: nilai persepsi yang diberikan pelanggan untuk pertanyaan ke-i
Ei
: nilai harapan yang diberikan pelanggan untuk pertanyaan ke-i
n
: nomor pertanyaan
4. Terhadap pelanggan, jumlahkan nilai Servqual
yang didapat untuk setiap dimensi, kemudian bagi jumlahnya dengan banyaknya
pertanyaan/ atribut pada dimensi tersebut. Persamaan yang digunakan adalah :
dimana
:
Ski
: nilai rata-rata Sevqual untuk setiap dimensi
n
: jumlah pertanyaan yang mewakili dimensi tersebut
5. Terhadap setiap pelanggan, kalikan nilai Ski
dengan bobot (wi) yang diberikan untuk setiap dimensi sehingga didapatkan nilai
Servqual terbobot (Sqi) untuk setiap dimensi. Persamaan yang digunakan adalah
sebagai berikut :
dimana
:
n
: banyaknya dimensi
100
: total jumlah bobot kepentingan dimensi kualitas
6. Perhitungan TSQ seluruh pelanggan dijumlahkan
lalu dibagi dengan n untuk mendapatkan rata-rata nilai Servqual :
dimana
:
N
: Jumlah pelanggan (sampel)
Kotler,
at al, mengidentifikasi 4 metode untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu
sebagai berikut:
1. Sistem Keluhan dan Saran
Setiap
organisasi yang berorientasi pada pelanggan (customer oriented) perlu
memberikan kesempatan yang luas kepada para pelanggannya untuk menyampaikan
saran, pendapat, dan keluhan mereka. Media yang digunakan bisa berupa kotak
saran yang diletakkan di tempat-tempat strategis (yang mudah dijangkau atau
sering dilewati pelanggan), kartu komentar (yang bisa diisi langsung maupun
dikirim via pos kepada perusahaan), saluran telpon bebas pulsa, dan lain-lain.
Informasi-informasi
yang diperoleh dari metode ini dapat memberikan ide-ide baru dan masukan yang
berharga kepada perusahaan, sehingga memungkinkannya untuk bereaksi dengan
tanggap dan cepat untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul. Akan tetapi,
karena metode ini bersifat pasif, maka sulit mendapatkan gambaran lengkap
mengenai kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan. Tidak semua pelanggan yang
tidak puas akan menyampaikan keluhannya. Bisa saja mereka langsung beralih
pemasok dan tidak akan membeli produk perusahaan tersebut lagi.
Upaya
mendapatkan saran yang bagus dari pelanggan juga sulit diwujudkan dengan metode
ini. Terlebih lagi bila perusahaan tidak memberikan timbal balik dan tindak
lanjut yang memadai kepada mereka yang telah bersusah payah berfikir (menyumbangkan
ide) kepada perusahaan.
2. Ghost Shopping
Salah
satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan adalah dengan
mempekerjakan beberapa orang untuk berperan atau bersikap sebagai
pelanggan/pembeli potensial produk perusahaan dan pesaing. Kemudian mereka
melaporkan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan
dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk
tersebut. Selain itu para ghost shopper juga dapat mengamati cara perusahaan
dan pesaingnya melayani permintaan pelanggan, menjawab pertanyaan pelanggan dan
menangani setiap keluhan.
Ada
baiknya para manajer perusahaan terjun langsung menjadi ghost shopper untuk
mengatahui langsung bagaimana karyawannya berinteraksi dan memperlakukan
pelanggannya. Tentunya karyawan tidak boleh tahu kalau atasannya sedang
melakukan penelitian atau penilaian (misalnya dengan cara menelpon
perusahaannya sendiri dan mengajukan keluhan atau pertanyaan).
3. Lost Customer Analysis
Perusahaan
sebaiknya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli atau yang
telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya
dapat mengambil kebijakan perbaikan/penyempurnaan selanjutnya. Bukan hanya saja
yang perlu, tetapi pemantauan juga penting, di mana peningkatan menunjukkan
kegagalan perusahaan dalam memuaskan pelanggannya.
4. Survei Kepuasan Pelanggan
Umumnya
banyak penelitian mengenai kepuasan pelanggan yang dilakukan dengan penelitian
survei, baik survei melalui pos, telepon maupun wawancara pribadi. Melalui
survei, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik (feed back) secara
langsung dari pelanggan dan juga memberikan tanda (signal) positif bahwa
perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggannya.
0 comments:
Post a Comment